Rabu, 02 Juni 2010

Perjalanan karir Ayumi Hamasaki tidaklah mudah(Universitas Surabaya Kampus Hijau)

Tahukah Anda bahwa ternyata seorang penyanyi setenar Ayumi Hamasaki tidaklah semudah itu menyandang namanya setenar saat ini. Semua itu ternyata dilalui dari perjalanan yang sangat panjang. Hari ini baru saja saya membaca artikel mengenai dirinya dan membuatku kagum ternyata kesuksesan yang diraihnya sekarang ternyata melalui perjalanan yang panjang selama 15 tahun.
Seorang wanita yang kuat dalam menjalani hidup dimana terkadang masih banyak orang menyerah dengan mudahnya atas kehidupan yang dialami sekarang. Jatuh bangun yang dialami seorang seperti Ayumi Hamasaki membuatnya akhirnya menjadi seorang idola yang dikenal oleh banyak kalangan.
dibawah ini sedikit artikel mengenai Ayumi Hamasaki pada masa kecilnya:

Lahir di prefektur Fukuoka, Ayumi Hamasaki dibesarkan oleh ibu dan neneknya. Ayahnya meninggalkan keluarga saat ia masih berusia tiga tahun dan tidak pernah berhubungan lagi dengannya Karena ibunya bekerja untuk menopang keluarga, Ayumi terutama diasuh oleh neneknya.
Saat berusia tujuh tahun, Hamasaki mulai menjadi model pada institusi lokal, seperti bank, untuk menambah penghasilan keluarganya. Ia meneruskan jalur kariernya dengan meninggalkan keluarganya pada umur empat belas tahun dan pindah ke Tokyo sebagai model di bawah agen bakat, SOS. Karier modelingnya tidak berlangsung lama; SOS mengganggapnya terlalu pendek dan memindahkannya ke Sun Music, suatu agen musisi. Di bawah nama "Ayumi", Hamasaki merilis album rap, Nothing from Nothing, pada label Nippon Columbia. Ia dikeluarkan dari label itu karena album itu gagal meraih tangga lagu di Oricon. Setelah kegagalan ini, Hamasaki mulai berakting dan membintangi film B seperti Ladys Ladys!! Soucho Saigo no Hi dan drama televisi Jepang seperti Miseinen, yang kurang mendapat sambutan masyarakat. Karena semakin tidak puas dengan pekerjaannya, Ayumi meninggalkan akting dan tinggal dengan ibunya, yang baru saja pindah ke Tokyo.[4]
Awalnya, Hamasaki adalah murid yang baik, mendapat nilai yang bagus di sekolah menengah di Jepang. Akhirnya, ia hilang kepercayaan pada kurikulum itu, berpikir bahwa bidang-bidang yang diajarkan tidak berguna baginya. Nilainya memburuk karena ia menolak untuk memperhatikan pelajaran. Saat berada di Tokyo, ia mencoba melanjutkan studinya di Horikoshi Gakuen, sekolah menengah atas untukkesenian namun keluar di tahun pertama. Karena Ayumi tidak bersekolah, ia menghabiskan banyak waktunya dengan berbelanja di butik diShibuya dan berdansa di klub disko milik Avex, Velfarre
Di Velfarre, Ayumi diperkenalkan pada orang yang nanti menjadi produsernya, Max Matsuura, lewat seorang teman. Setelah mendengarkan Ayumi bernyanyi karaoke, Matsuura menawarinya kesepakatan rekaman, namun Ayumi mengira adanya maksud tersembunyi dan ia pun menolak tawaran itu. Matsuura terus berusaha dan berhasil merekrut Ayumi untuk label Avex tahun berikutnya. Ayumi mulai berlatih vokal, namun melewatkan banyak kelas setelah mendapati instrukturnya terlalu kaku dan kelasnya menjemukan Saat ia mengakui hal ini pada Matsuura, ia mengirim Ayumi ke New York untuk melatih vokalnya dengan metode lain. Selama di luar negeri, Ayumi sering surat-menyurat dengan Matsuura dan membuat Matsuura terkesan dengan gaya tulisannya. Saat kembali ke Jepang, Matsuura menyarankan Ayumi untuk menulis lirik lagunya sendiri

*SEMOGA DAPAT MENJADI SEMANGAT UNTUK MENJALANI HIDUP INI LEBIH BAIK LAGI*

Kamis, 06 Mei 2010

Little Krishna Secondary Characters (Universitas Surabaya Kampus Hijau)

 SECONDARY CHARACTERS



 Putna
 Putna, the mistress of darkness, the female demon with powers to fly was an expert in snatching souls in excruciating torturous ways. She was sent by Kamsa to kill Krishna who was nothing more than a toddler at that time. As an expert in camouflaging which was much needed for she was an ugly demonic lady, she took the disguise of a celestial beauty and offered her services to Krishna’s mother Yashoda for breastfeeding little Krishna with her poisoned breasts. Having underestimated Krishna’s powers, her heinous motive met a gruesome end as Krishna while feeding sucked the life out of her.

 Trinavrata
 Trinavrata the tornado demon was one of Kamsa’s allies. His unprecedented power to create whirlwind for mass destruction made him one of the most fearsome evil force. Sent to destroy Krishna, he created a scary situation by uprooting and destroying everything that came in his path. Full of pride, Trinavrata twisted a vicious dark cloud of terror and gripped Krishna in his clutches. But Krishna ripped through the tornado crashing him down to his death.
  Vatsasura
 Vatsasura, the calf demon was one of Kamsa’s favorite for his malicious nature and brutal force. He gleefully accepted the mission to execute Krishna. Vatsasura took the disguise of a demonic calf to trick Krishna into a duel. With his capabilities to maneuver his own shape and size, he grew into a fearsome large calf and attacked Krishna. While he could scare away the rest of Krishna’s friends, Krishna stood his ground. Vatsasura with all his strength finally realized that he was no match for Krishna and finally met his end.
  Bakasura
 Bakasura is the Crane Demon who was provoked by Kamsa to kill Krishna in return for a lavish life thereafter. His armored sharp beak, deadly talents and volleys of fire spitting powers had earned him the reputation of an insanely powerful monster. Even the heavenly powers seemed no match for him. Blind in greed, overconfident of his own strength he challenged Krishna and after a deadly fight managed to swallow him up. But he had undermined Krishna’s abilities. Krishna managed his way out and after another bout of lethal fight he forcefully stretched out Bakasura’s deadly beak and shattered it.
  Aghasura
 Aghasura the giant deadly serpent demon had the powers to glide in the sky and change its forms. Summoned by his master Kamsa he turned himself into a ghostly cave to allure Krishna and his friends inside with the intention of swallowing them up. He managed to trick Krishna’s friends inside and trapped them in his poisonous belly. Sensing the danger, Krishna came to their rescue as Aghasura sucked Krishna in as well. But just as he was about to crush Krishna inside him, Krishna tore open Aghasura’s abdomen into pieces and brought an end to the great serpent demon.
  Brahma
 The four headed god Brahma was bestowed with the responsibility of keeping an account of all the events happening on earth. But little did he know about the great powers that Krishna possessed. In zest he mistook Krishna’s supremacy as a magician’s trick and challenged Krishna by kidnapping his friends. Not to be let down, Krishna in return fooled Brahma by multiplying himself in the form of his friends till Brahma realized the magnitude of Krishna’s powers and bowed in front of him seeking mercy.
  Dhenukasura
 Dhenukasura was the guardian of Kamsa’s prized wine orchard and a terror for any trespasser. With his deafening bray and stampede there was no mercy for anyone. He had even dwarfed the king of the Gods Indra. With his unmatched strength he shook and split the earth into two almost about throwing Indra inside the deep crevice.  He reigned supreme until Krishna and Balaram challenged his might. Threatening to shatter the boys, he engaged in a violent fight on land and in the sky. Earth trembled as finally Dhenukasura got slay in the hands of Balaram while Krishna overpowers rest of his evil gang of demonic donkey cronies.
  Kaliya
 Kaliya the five headed serpent king was blinded by hatred and rage as his toxic venom had completely shadowed his senses. He posed a deadly threat to the peaceful water lands as the mighty eagle warrior Gaduda had to challenge him. Defeated, Kaliya had to leave with his five serpent wives only to find his new abort of terror in Vrindavan, Krishna’s homeland. His fearful venom started poisoning the river as commoners flew to safety. Krishna challenged his vicious motives and what followed is a titanic underwater fight between them. Finally Krishna jumped on Kalia’s head and forced all the venom out of him stripping Kaliya of all his powers.
  Pralambasura
 Pralambasura the giant demon had a reputation of possessing brutal strength. Following Kamsa’s orders he ventured out to find the blazing Fire Demon with the motive of teaming up to kill Krishna. The meeting of two old pals resulted into a mock fight to test each other’s strength. Unable to find Krishna, Pralambasura mislead Balram into the forest and tried to crush him to death with his demonic strength. But with one single punch, Pralambasura died in the hands of Balaram. 
  Fire Demon
 Fire Demon was a friend of Pralambasura and together they had the order to kill Krishna. Fire demon possessed the unique power of morphing his form into any simple burning object and emerge when needed as the monster, capable of turning everything into ashes while riding on his chariot of fire. In order to allure Krishna in his fiery trap, he set ablaze the Munjavana forest trapping Krishna’s friends and their cattle. Krishna came to their rescue and extinguished the might of Fire Demon by sucking in the demon and all the fire inside him.
  Indra
 Indra was the arrogant and capricious demigod of rains and thunder. His wrath fell upon Vrindavan – Krishn’a abort when the villagers decided to worship Govardhan hill instead of him as per Krishn’a advise. Infuriated with rage and humiliation, Indra vowed to teach the people of Vrindavan a lesson and manifest his supremacy.  He brought upon relentless rain and thunder resulting into floods and disaster. Krishna provided shelter to the commoners by lifting the gigantic Govardhan hill on his little finger. Indra riding on his pet elephant – the giant Airavat along with his cronies tried every trick to destroy the hill. All their thunderous powers went in vain as finally he had to taste defeat and humiliation in the hands of Krishna.
  Aristasura
 Aristasura the severe bull demon attacked Vrindavan confident of overpowering Krishna to fulfill his master Kamsa’s wish. His demonic appearance and wild fury scared off the common people of Vrindavan. With his violent grunt and giant horns he shattered the dam and flooded everything around. But Krishna took him by his horns and flung him over. The earth trembled as they fought till Krishna swung him violently in the air and shattered his horns bringing an end to the bull demon.
  Keshi
 Keshi the horse demon went mad in fury as Krishna was killing all his demons cronies. He approached Kamsa assuring him of his own atrocious powers seeking orders to face Krishna in a combat. With revenge in his mind and full of pride for his own strength, in his pursuit he created havoc. Earth trembled under his hoofs as Krishna matched his powers and a terrible battle followed. Severely smacked and battered by Krishna, Keshi finally met his end.  
  Vyomasura
 Vyomasura the bat demon was a vicious dark evil force hungry for destruction. He was sent by Kamsa to create disaster and kill Krishna. In his pursuit, Vyomasura had spread a veil of terror among people. Having found Krishna, Vyomasura kidnapped his friends in disguise thus trapping Krishna in a precarious situation. Sensing the opportunity, he took his real shape as Vyomasura and pounced on Krishna with vengeance. A fierce battle later Krishna crashed him down with an explosion, killing the vicious demon.  

Rabu, 05 Mei 2010

Little Krishna Characters (Universitas Surabaya Kampus Hijau)



PRIMARY CHARACTERS



 Krishna
 Krishna is India’s most known super-hero across the globe. Krishna the super hero was destiny’s child. He emerged at a time when the earth was tormented by evil forces and vicious demons. The peace and tranquility of common people was put onto test, when Krishna appeared as their savior. He came, he saw and he conquered the heart of entire humanity with his all encompassing love and unparalleled bravado. An innocent fun loving kid who used all his charms to play pranks against anyone and everyone. For him stealing butter from unsuspecting Gopis was as much a child’s play as finishing off Kamsa’s menacing cronies. The darling, the prankster, the savior – Krishna comes across as a wonder boy with his mesmerizing flute in one hand and the ultimate power to destroy evil on the other dressed up in his shining warrior armor, he is a timeless appeal, a favorite of kids and adults like beyond borders and genders.

 Balram
 Balram was the elder brother of Krishna, extremely responsible and protective towards the well being of his younger brother and their entire group. He was Krishna’s alter ego.  Powerful and strong himself, known better as the most hailed wrestler in all of Vrindavan, he allowed Krishna to enjoy the privilege and credit for the heroic actions. He was an active partner in all the tom foolery that Krishna and his comrades indulged in Vrindavan. Though he was not the apparent leader but his presence was there to protect whenever the need arises. He was sensitive not only to his thoughts and feelings, but was the only one around who was aware about what Krishna was truly capable of doing, his prowess and his abilities. His confidence in Krishna and the amazing chemistry between the two brothers made their relationship a legend.
  Madhumangal
 An absolute comic relief, he was one of the closest buddies of Krishna with a voracious appetite.  Madhumangal was best characterized by his unsatisfying craving for butter and his lazy demeanor epitomized in his bulky physique and paunch. He was hardly seen taking any initiatives, when it comes to taking any action, but was always the frontrunner in eating stolen butter.  Quintessentially an opportunist but his unconditional love for Krishna endears him to the audience.
  Subala
 He was the conscience keeper of Krishna’s troupe who would always warn before the group ventures out on any of its escapades. The youngest in the group, he was meek and hardly forceful about his beliefs and quick to submit before the decision of the group. He had a unique style of repeating the last two words of every sentence spoken by other members of the group which symbolizes the way he eventually acts- following what the rest of the group has decided.
  Radha
 She was the queen of the girlie group and a major contest for Krishna and his friends. She would often challenge Krishna as nothing but a prankster nullifying his superhero image. She was also the greatest obstacle for Krishna and his friends from stealing milk and butter.  On the outside she was a tough cookie, but inside she was among the closest friends and well-wishers of Krishna. She herself was known to be a human incarnation of a divine power .
  Vishakha
 She was one of Radha’s closest friends and a trusted follower. She accompanied Radha almost everywhere and was among her favorite playmate. She was also an ardent supporter of Radha when it came to stop Krishna and his friends from stealing milk and butter or support their playful rivalry.
  Lalita
 She was also among Radha’s favorite friends and one of their unmistakable gang of three girls. She too loved Radha and always took her as their leader and supported in every possible way, whether its teasing Krishna or stopping him and his friends from stealing.
  Hamsi
 She was the playful calf and pretty much a part of Krishna’s gang as one of his favorites. Her playful naughtiness often asked for scolding from Krishna but with a leap in her steps she would follow the gang everywhere not willing to be left out from their adventures.
  Dadiloba
 The stories can never be told in their true flavor without Dadiloba - the mischievous monkey and one of the closest followers of Krishna. They both seem inseparable and every time Dadiloba appears he creates a riot of fun around him. Trusted and proactive, he was among the frontrunners in the group when it comes to stealing butter and milk and hence quiet often we find him and Madhumangal teaming up for the pranks.
  Nanda
 He is the father of Krishna and also the village-chief of Vrindavan. Krishna was his eye candy. But being a sensible and able leader he was equally concerned and protective about his subjects. They would often get blessed with his generosity. One thing that kept him worried was Krishna’s safety from King Kamsa and his battery of vicious demons. Every time they attacked, Nanda while tensed about the well being of his beloved son was also equally worried about his subjects who were in a constant danger of falling prey to those vicious demons. With every conquest, his paternal love could never fathom the true super hero that his son really was.
  Yashoda
 As the quintessential mother of Krishna, she was maternal love manifested. She could never see any fault in her beloved son and was always there to pamper him.  No amount of complaints of Krishna from the neighboring ladies who had been subjected to Krishna’s pranks will ever alter her immense love for Krishna. For her the entire world was around Krishna only. The demons and the threat on Krishna’s safety would madden her with grief and concern. Even after accomplishing all the heroic acts Krishna would come back to his mother as the innocent child and Yashoda would hug and love him simply as her sweet little kid.
  Kamsa
 Evil arrogant king Kamsa, the main antagonist, was maternal uncle to Krishna in relationship. Destiny had it that Krishna will emerge as the angel of death for him. Terrified to face his own fall, Kamsa’s fear for death turned him into a ruthless cruel ruler. To secure his own life it became pivotal for him to eliminate Krishna. With this malicious motive he relentlessly kept on sending his vicious cronies, the deadly demons one after another with the single motive of Krishna’s death. Each one of his plans succumbed to failure as Krishna killed all the demons resulting in bolts of panic and frustration to Kamsa who could helplessly sense the approach of his angel of death.



Selasa, 04 Mei 2010

Film 'Menculik Miyabi' Akhirnya Siap Dirilis 6 Mei 2010(Universitas Surabaya Kampus Hijau)

Jakarta - Film 'Menculik Miyabi' sempat mendapatkan protes keras tahun lalu. Namun ternyata film yang dibintangi Maria Ozawa itu tetap dibuat. Kini bahkan sudah selesai dan siap dirilis.

Maxima Picture mengungkapkan film yang digarap oleh sutradara Findo Purnomo itu telah lulus sensor. "Sudah lulus sensor kok. Dapat kategorinya remaja," ujar sang produser Odi Mulya Hidayat saat berbincang dengan detikhot lewat telepon, Selasa (4/5/2010).

'Menculik Miyabi' rencananya akan diputar di bioskop pada 6 Mei mendatang. Selain Maria, film tersebut juga dibintangi Nicky Tirta, Herfiza Novianty, Kevin Julio dan Rizky Mocil. Naskah 'Menculik Miyabi' pun ditulis oleh Marqee.

Di film tersebut, Maria Ozawa berperan sebagai Miyabi, perempuan yang mendapat tugas untuk menjemput pemenang kuis di Indonesia. Namun, ia malah diculik oleh tiga remaja culun.

Pada September 2009 lalu, penggarapan film 'Menculik Miyabi' gagal karena mendapat protes dari beberapa pihak. Sejumlah kalangan terutama kalangan agama menolak Miyabi datang ke Indonesia.

Namun setelah tujuh bulan protes itu, Maria Ozawa pun siap menyapa para penggemarnya di Indonesia.

Jumat, 30 April 2010

iPad Bajakan Sudah Ada di Cina(Universitas Surabaya Kampus Hijau)




TEMPO Interaktif, Beijing - Hanya selang tiga minggu setelah peluncuran iPad, versi bajakannya sudah nangkring di rak toko online dan toko komputer di Cina. Penundaan peluncuran global menjadi waktu emas bagi pembajak untuk menawarkan versi yang lebih murah.

Permintaan yang menggila untuk iPad telah membuat Apple menunda peluncuran internasionalnya. Sementara konsumen Cina yang sudah tak sabar memegang iPad, diimingi versi bajakan di mal elektronik di Shenzhen, Cina selatan, dekat perbatasan dengan Hong Kong.

Di sini, di toko-toko kecil yang diisi dengan segala sesuatu barang elektronik versi bajakan: termasuk iPad palsu dengan menggunakan Microsoft Windows 7 sistem operasi terbaru. Namun, berbagai toko juga menjual berbagai produk Apple, dari iPhone, MacBook sampai MacBook Air.

Setelah menelusuri lorong jualan dengan beragam penjual di beberapa pemilik toko, satu orang penjual yang mengaku bermarga Lin menawarkan item yang dicari. Letaknya di kamar belakang yang gelap di lantai lima pasar itu. Tempatnya justru jauh dari hiruk-pikuk.

Barangnya terkesan lebih kokoh dan tebal dengan tiga port USB dan bentuknya lebih panjang daripada yang asli. Ini bajakan dari iPad, yang dijalankan dengan sistem operasi Windows. Memang lebih mirip iPhone raksasa. Harganya 2.800 yuan atau sekitar Rp 3 Juta, sehingga sedikit lebih murah daripada harga iPad yang mencapai US$ 499 - US $ 699 atau Rp 5-7 juta.

"Ini hanya versi kasar pertama," kata agen Lin, yang memotong pembicaraan dalam bahasa Kanton, bahasa asli daerah tersebut. "Walaupun bentuknya tidak persis sama, tampilan eksternal sangat mirip dengan iPad, jadi kami tidak berpikir itu akan mempengaruhi penjualan kami," tambahnya, menjelaskan perbedaan itu dengan alasan masih kesulitan mencocokkan dengan aslinya karena waktu perputaran cepat –dalam dua bulan-- untuk pengembangan versi pertama ini.

Para pedagang ini berusaha keras untuk mengisi kekosongan yang tidak akan bertahan lama. Ini dibuat karena permintaan tak terduga yang kuat untuk menginginkan iPad asli dalam minggu pertama di pasar.

Perangkat hiburan yang aslinya berukuran 25,4 sentimeter, di mana seseorang dapat membaca buku, memainkan musik dan video dan berselancar di Internet, telah terjual lebih dari 500.000 dalam minggu pertama saja. Penjualan meroket setelah permintaan kuat di Amerika saja, membuat Apple untuk menunda peluncuran internasional produk itu sampai akhir April.

Dengan jeda peluncuran secara global membuat pemalsu dari Cina bergegas untuk mengisi kesenjangan iPad ini. Taobao, pasar online terbesar di Cina, berisi ratusan listing untuk produk yang didambakan, banyak yang sesungguh asli, tapi beberapa ragu keaslianya dengan diberi label sebagai "Barang Cina", dengan klaim memiliki fitur lebih baik daripada aslinya.

Seperti model yang ada di pasar Shenzhen, iPad palsu ini juga dijual eceran untuk masing-masing sekitar 2.800 yuan, dibandingkan dengan harga aslinya yang mencapai 4.000-6000 yuan.

Analis dan fanatik gadget mengharapkan Apple memberikan pelayanan yang baik di Asia, yang permintaan iPad asli melonjak seiring meningkatnya jumlah konsumen di kelas menengah. Tapi hanya sedikit yang terkejut dengan penampilan cepat dari versi palsu di negara itu, yang film bajakan saja sering muncul di pasar pada minggu yang sama saat rilis di bioskop.

"Cina pada dasarnya adalah sebuah pasar yang memiliki kemampuan untuk mengkloning segalanya, sehingga benar-benar tidak mengejutkan," kata Edward Yu, chief executive Analis Internasional yang berbasis di Beijing. "Saya tidak berpikir pembajakan adalah hal buruk bagi iPad dilakukan oleh Cina yang memiliki populasi besar, mungkin iPad kloning itu akan memberikan lebih banyak potensi pemakai untuk melihat dan merasakan."

Kembali di Shenzhen, Lin mengatakan pabrik-pabrik di sekitar Pearl River Delta – pabrik ekspor terbesar Cina - bekerja keras membuat versi terbaru dari iPad bajakan untuk menyuplai permintaan yang kuat. "Ini hanya versi kasar pertama," kata Lin. "Akhirnya, pabrik-pabrik akan dapat membuat salinan yang lebih baik."


Kamis, 29 April 2010

Orang Indonesia Jadi Pahlawan di Korea(Universitas Surabaya Kampus Hijau)

Di tengah duka bangsa Korea yang masih sangat dalam terasa akibat tenggelamnya kapal perang Cheonan yang menewaskan 46 prajurit angkatan laut, nama Indonesia harum dipuji di negeri ginseng itu.

Ada orang Indonesia yang dipandang sebagai pahlawan dan pemberi inspirasi dalam musibah yang menggetarkan hati dan meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea tersebut. Penghargaan terhadap orang Indonesia itu disampaikan pejabat dan media setempat.

Pada 26 Maret 2010 sebuah Korvet Angkatan Laut dengan 104 awak kapal sedang patroli rutin di perairan dekat perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. Tiba-tiba saja terjadi ledakan dahsyat di buritan. Mesin perang itu nyaris terbelah dua dan tenggelam.

Saat itu pukul 21:00 waktu setempat. Tempat di Laut Kuning, dekat Kepulauan Baengyeong. Malam mulai gelap ketika operasi penyelamatan dilakukan oleh penjaga pantai dibantu oleh nelayan pencari ikan yang kebetulan berada di sekitar lokasi. Mereka berhasil menyelamatkan 58 orang. Yang lainnya tewas dan menghilang.

Salah satu kapal nelayan yang ikut dalam operasi pencarian dan penyelamatan adalah kapal ikan Geumyang No.98. Di kapal ikan itu ada Lambang Nurcahyo (36) dan Yusuf Harefa (35), dua pelaut Indonesia. Bersama lima pelaut Korea Selatan, awak Geumyang terlibat dalam aksi heroik penyelamatan di laut bebas, gelap dan berbahaya.

Malang tak bisa diraih, untung tak bisa ditolak. Kapal ikan Geumyang di tengah aksi penyelamatan bertabrakan dengan kapal kargo Kamboja. Seluruh awaknya ikut tenggelam.

Jenazah Lambang Nurcahyo, bapak dua anak, ditemukan beberapa hari kemudian. Namun si lajang Yusuf Harefa hingga kini masih hilang. Upaya kemanusiaan pelaut Indonesia itu diakui dan dihormati bangsa Korea yang tengah berkabung. Mereka wafat dalam upaya mulia.

Surat kabar Korea Times hari Kamis (22/4) memuji Nurcahyo dan Harefa. Dalam tajuk rencana berjudul "Indonesian heroes", Korea Times menulis bahwa "Seperti para pelaut AL yang gugur itu, para nelayan Geumyang itu juga merupakan pahlawan-pahlawan yang telah mengambil risiko nyawa mereka untuk menyelamatkan korban-korban Cheonan?.

Pemerintah Korea Selatan berjanji memberikan santunan baik kepada awak kapal Korsel maupun Indonesia. Menteri Luar Negeri Yu Mung-hwan menyampaikan simpati dan telah menulis surat sehubungan dengan tragedi tersebut kepada keluarga Nurcahyo dan Harefa.

"Kami menghargai jasa-jasa kedua pelaut Indonesia yang tewas dalam insiden tersebut. Kami sungguh menyesalkan telah terjadinya peristiwa ini," kata Yu Mung-hwan.

KATA-KATA MUTIARA KEHIDUPAN DAN PEMBINAAN DIRI(Universitas Surabaya Kampus Hijau)

MUTIARA 1 :
Bila menyalahkan diri sendiri seperti menyalahkan orang lain, maka kesalahan kita akan sedikit.
Bila memaafkan orang lain seperti memaafkan diri sendiri maka tiada kesulitan yang timbul dalam berhubungan dengan orang lain.

MUTIARA 2 : 
Di dalam pembinaan diri kita boleh keras terhadap diri sendiri,
Tapi dalam persaingan dengan orang lain janganlah melakukan hal tersebut.

MUTIARA 3 :
Hormatilah orang yang paling tidak engkau hormati, kasihilah orang yang paling jauh dihatimu (benci), dengan demikian hidup ini akan penuh dengan kegembiraan dan kesenangan.

MUTIARA 4 :
Manusia bila diperlakukan dengan hati sejati ( liang sin ), maka meskipun dia jahat bagaikan binatang atau setan, lama kelamaan akan timbul ketulusan hatinya.

MUTIARA 5 :
Nama yang harum muncul dari dalam hati yang merendah, yang dapat menerima hinaan, kesabaran dan kerendahan hati menyebabkan budi pekerti menjadi agung.

MUTIARA 6 :Hati yang menempuh jalan Ketuhanan ( jalan Tao ) adalah lurus dan agung. Ilmu sesat adalah ajaib dan tersembunyi. lebih baik menjadi pelayan daripada menjadi budak ilmu-ilmu sesat.

MUTIARA 7 : 
Mengkritik orang harus luwes, terlalu lurus adalah pantangan besar,
Menggunakan kepandaian harus halus, terlalu menonjol adalah pantangan besar.
Menghukum orang lain harus bersifat mendidik, terlalu kejam adalah pantangan besar.

MUTIARA 8 :
Bila kita menoleh kebelakang, merenung sejenak, kita dapati kesalahan kita telah bertumpuk,
Bila kita melangkah maju kedepan sambil memandang dengan sebelah mata, maka akan terasa telah memperoleh banyak kemajuan.

Cinta Kakak Gelandangan kepada Adiknya(Universitas Surabaya Kampus Hijau)


Roy Angel adalah pendeta miskin yang memiliki kakak seorang milyuner. Pada tahun 1940, ketika bisnis minyak bumi sedang mengalami puncak, kakaknya menjual padang rumput di Texas pada waktu yang tepat dengan harga yang sangat tinggi. Seketika itu kakak Roy Angel menjadi kayaraya. Setelah itu kaka Roy Angel menanam saham pada perusahaan besar dan memperoleh untung yang besar. Kini dia tinggal di apartemen mewah di New York dan memiliki kantor di Wallstreet.

Seminggu sebelum Natal, kakaknya menghadiahi Roy Angel sebuah mobil baru yang mewah dan mengkilap. Suatu pagi seorang anak gelandangan menatap mobilnya dengan penuh kekaguman.

"Hai.. nak" sapa Roy

Anak itu melihat pada Roy dan bertanya "Apakah ini mobil Tuan?"

"Ya," jawab Roy singkat.

"Berapa harganya Tuan?"

"Sesungguhnya saya tidak tahu harganya berapa".

"Mengapa Tuan tidak tahu harganya, bukankan Tuan yang punya mobil ini?" Gelandangan kecil itu bertanya penuh heran.

"Saya tidak tahu karena mobil ini hadiah dari kakak saya"

Mendengar jawaban itu mata anak itu melebar dan bergumam,"Seandainya.... seandainya..."

Roy mengira ia tahu persis apa yang didambakan anak kecil itu, "Anak ini pasti berharap memiliki kakak yang sama seperti kakakku".

Ternyata Roy salah menduga, saat anak itu melanjutkan kata-katanya: "Seandainya... seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu.."

Dengan masih terheran-heran Roy mengajak anak itu berkeliling dengan mobilnya. Anak itu tak henti-henti memuji keindahan mobilnya.

Sampai satu kali anak itu berkata,"Tuan bersediakah Tuan mampir ke rumah saya ? Letaknya hanya beberapa blok dari sini".

Sekali lagi Roy mengira dia tahu apa yang ingin dilakukan anak ini. "Pasti anak ini ingin memperlihatkan pada teman-temannya bahwa ia telah naik mobil mewah" pikir Roy.

"OK, mengapa tidak", kata Roy sambil menuju arah rumah anak itu.

Tiba di sudut jalan si anak gelandangan memohon pada Roy untuk berhenti sejenak,

"Tuan, bersediakah Tuan menunggu sebentar? Saya akan segera kembali".

Anak itu berlari menuju rumah gubuknya yang sudah reot. Setelah menunggu hampir sepuluh menit, Roy mulai penasaran apa yang dilakukan anak itu dan keluar dari mobilnya, menatap rumah reot itu. Pada waktu itu ia mendengar suara kaki yang perlahan-lahan. Beberapa saat kemudian anak gelandangan itu keluar sambil menggendong adiknya yang lumpuh. Setelah tiba di dekat mobil anak gelandangan itu berkata pada adiknya:

"Lihat... seperti yang kakak bilang padamu. Ini mobil terbaru. Kakak Tuan ini menghadiahkannya pada Tuan ini. Suatu saat nanti kakak akan membelikan mobil seperti ini untukmu".

Seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu.

Kisah ini diambil dari sebuah kisah nyata yang ditulis dalam sebuah buku "Stories for the family's heart" by Alice Gray.


kunjungi juga beberapa website dibawah ini:

Rabu, 28 April 2010

KUAN SE IM KIU KHO CIN KENG(Universitas Surabaya Kampus Hijau)

 

Doa ini berguna untuk memusnahkan / menghilangkan segala ganjalan dalam hati.
Doa ini sebaiknya dibaca cukup 1 (satu) kali:

LAM BU KIU KHO KIU LANG KUAN SE IM PHO SAT,
PEK CHIAN BAN EK HUT, HENG HO SUA SOU HUT,
BU LIANG KOK TEK HUT, HUT KO A LAN GAN,
CU KENG TAY SENG, LENG KIU GAK HIU,
LENG KIU TIONG PENG, LENG KIU CHIAN CAY PEK LAN KHO,
JAK JIN SIONG TEK IT CHIAN PIAN, IT SIN LI KHOU LAN,
SIONG TEK IT BAN PHIAN, HAP KE LI KHOU LAN,
LAM BU HUT LEK UI, LAM BU HUT LEK HOU SU JIN BU OU SIM,
LENG JIN SIN TEK TOU, HWE KONG PHO SAT, HWE SIAN PHO SAT,
A JIOK TAY THIAN ONG, CENG THIAN PHO SAT,
MO KHIU MO KHIU, CENG CENG PI KHIU, KOAN SU TEK SAN, SIONG SU TEK HIU, CU TAY PHO SAT, NGO PEK A LO,
HAN KHIU HOU SIAN SIAN tecu ...........(sebut nama sendiri,umur, shio dan tujuan serta keinginannya apa).
IT SIN LI KHOU LAN, CU JIAN KUAN SE IM,

ENG LOK PUT SI KAY, KIU THOK CHIAN BAN PHIAN,
CAY LAN CU JIAN TEK KAY THOAT, SIN SIU HONG HENG,
CEK SOAT CIN GAN UAT, KIM PHO KIM PHO TEE,
KHIU HOO KHIU TEE, THO LO NI TEE, NI HOO LO TEE,
PI LI NI TEE, PO LO KA TEE, CIN LENG KIAN TEE, SO PHO HOO.

Ciuman Terakhir(Universitas Surabaya Kampus Hijau)


Rapat Direksi baru saja berakhir. Bob mulai bangkit berdiri dan menyenggol meja sehingga kopi tertumpah keatas catatan-catatannya.

"Waduhhh,memalukan sekali aku ini, diusia tua kok tambah ngaco.."

Semua orang ramai tergelak tertawa, lalu sebentar kemudian, kami semua mulai menceritakan Saat-saat yang paling menyakitkan dimasa lalu dulu.

Gilirannya kini sampai pada Frank yang duduk terdiam mendengarkan kisah lain-lainnya.

"Ayolah Frank, sekarang giliranmu. Cerita dong, apa saat yang paling tak enak bagimu dulu." Frank tertawa, mulailah ia berkisah masa kecilnya.

"Aku besar di San Pedro. Ayahku seorang nelayan, dan ia cinta amat pada lautan. Ia punya kapalnya sendiri, meski berat sekali mencari mata pencaharian di laut. Ia kerja keras sekali dan akan tetap tinggal di laut sampai ia menangkap cukup ikan untuk memberi makan keluarga. Bukan cuma cukup buat keluarga kami sendiri, tapi juga untuk ayah dan ibunya dan saudara-saudara lainnya yang masih di rumah."

Ia menatap kami dan berkata, "Ahhh, seandainya kalian sempat bertemu ayahku. Ia sosoknya besar, orangnya kuat dari menarik jala dan memerangi lautan demi mencari ikan. Asal kau dekat saja padanya, wuih, bau dia sudah mirip kayak lautan. Ia gemar memakai mantel cuaca-buruk tuanya yang terbuat dari kanvas dan pakaian kerja dengan kain penutup dadanya. Topi penahan hujannya sering ia tarik turun menutupi alisnya. Tak perduli berapapun ibuku mencucinya, tetap akan tercium bau lautan dan amisnya ikan."

Suara Frank mulai merendah sedikit.

"Kalau cuaca buruk, ia akan antar aku ke sekolah. Ia punya mobil truk tua yang dipakainya dalam usaha perikanan ini. Truk itu bahkan lebih tua umurnya daripada ayahku. Bunyinya meraung dan berdentangan sepanjang perjalanan. Sejak beberapa blok jauhnya kau sudah bisa mendengarnya. Saat ayah bawa truk menuju sekolah, aku merasa menciut ke dalam tempat duduk, berharap semoga bisa menghilang. Hampir separuh perjalanan, ayah sering mengerem mendadak dan lalu truk tua ini akan menyemburkan suatu kepulan awan asap. Ia akan selalu berhenti di depan sekali, dan kelihatannya setiap orang akan berdiri mengelilingi dan menonton. Lalu ayah akan menyandarkan diri ke depan, dan memberiku sebuah ciuman besar pada pipiku dan memujiku sebagai anak yang baik. Aku merasa agak malu, begitu risih. Maklumlah, aku sebagai anak umur dua-belas, dan ayahku menyandarkan diri kedepan dan menciumi aku selamat tinggal!"

Ia berhenti sejenak lalu meneruskan, "Aku ingat hari ketika kuputuskan aku sebenarnya terlalu tua untuk suatu kecupan selamat tinggal. Waktu kami sampai kesekolah dan berhenti, seperti biasanya ayah sudah tersenyum lebar. Ia mulai memiringkan badannya kearahku, tetapi aku mengangkat tangan dan berkata, 'Jangan, ayah.' Itu pertama kali aku berkata begitu padanya, dan wajah ayah tampaknya begitu terheran.

Aku bilang, 'Ayah, aku sudah terlalu tua untuk ciuman selamat tinggal.

Sebetulnya sudah terlalu tua bagi segala macam kecupan.'

Ayahku memandangiku untuk saat yang lama sekali, dan matanya mulai basah.

Belum pernah kulihat dia menangis sebelumnya. Ia memutar kepalanya, pandangannya menerawang menembus kaca depan. 'Kau benar,' katanya.

'Kau sudah jadi pemuda besar......seorang pria. Aku tak akan menciumimu lagi.'"

Wajah Frank berubah jadi aneh, dan air mata mulai memenuhi kedua matanya, ketika ia melanjutkan kisahnya. "Tidak lama setelah itu, ayah pergi melaut dan tidak pernah kembali lagi. Itu terjadi pada suatu hari, ketika sebagian besar armada kapal nelayan merapat dipelabuhan, tapi kapal ayah tidak.Ia punya keluarga besar yang harus diberi makan.

Kapalnya ditemukan terapung dengan jala yang separuh terangkat dan separuhnya lagi masih ada dilaut.Pastilah ayah tertimpa badai dan ia mencoba menyelamatkan jala dan semua pengapung-pengapungnya."

Aku mengawasi Frank dan melihat air mata mengalir menuruni pipinya.

Frank menyambung lagi, "Kawan-kawan, kalian tak bisa bayangkan apa yang akan kukorbankan sekedar untuk mendapatkan lagi sebuah ciuman pada pipiku....untuk merasakan wajah tuanya yang kasar......untuk mencium bau air laut dan samudra padanya.....untuk merasakan tangan dan lengannya merangkul leherku. Ahh, sekiranya saja aku jadi pria dewasa saat itu. Kalau aku seorang pria dewasa, aku pastilah tidak akan pernah memberi tahu ayahku bahwa aku terlalu tua 'tuk sebuah ciuman selamat tinggal."

Semoga kita tidak menjadi terlalu tua untuk menunjukkan cinta kasih kita...

Selasa, 27 April 2010

True Story : Aku Pernah Datang dan Aku Sangat Penurut (Bag. 2)(Universitas Surabaya Kampus Hijau )

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perempuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, “Anak yang baik”. Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: “Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut. Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati”. Yu Yuan kemudia berkata : “Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati”. Wartawan itupun menjawab, “Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik”. Yu yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. “Tante ini adalah surat wasiat saya.”

Fu yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.

Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,……. Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. “Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh”. Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.

Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis.

Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi kedunia lain.

Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan “Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah……………” demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa-mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Di depan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, “Aku pernah datang dan aku sangat patuh” (30 nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. “Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan, kamu pasti sedang melihat kami diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”.

Kesimpulan:

Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati kita. Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan Dunia.

Walaupun hidup serba kekurangan, Dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama. Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang Pengasih.

Senin, 26 April 2010

True Story : Aku Pernah Datang dan Aku Sangat Penurut (Bag. 1)(Universitas Surabaya Kampus Hijau)


Kisah ini tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah "saya pernah datang dan saya sangat penurut". Anak ini rela melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dia membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya.

Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, “saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan”. Kemudian, papanya memberikan dia nama Yu Yan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.

Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya di ceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.

Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia. Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengeluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa.

Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.

Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang ke sanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. “Papa saya ingin mati”.

Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, “Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati”. “Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini.”

Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri.

Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: “Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah melihat foto ini”. Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.

Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini. Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.

Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.

Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan, tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan. Ada seorang teman di-email bahkan menulis: “Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta.”

Minggu, 25 April 2010

SOICHIRO HONDA(Universstas Surabaya Kampus Hijau)

Pernakah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda - Soichiro Honda???
Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.

Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang. Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri. Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan

pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah. "Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali. Namun, Honda tidak patah semangat.

Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal. Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin.

Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda motor" – cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru. Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin.





5 Resep keberhasilan Honda :

* Selalu berambisi dan berjiwa muda.
* Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
* Senangi pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja senyaman mungkin.
* Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
* Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

Trial and error Untuk meraih kesuksesan, Anda perlu melakukan trial and error. Hal ini merupakan salah satu tolok ukur untuk menggapai kesuksesan. Tinggal sejauh mana kita mau dan berani mencoba kembali kegagalan itu. Sebelum mencoba lagi, pikirkan masak-masak langkah yang akan ditempuh. Kalau pun terjadi kesalahan kembali, jangan ragu-ragu melakukan perbaikan dan terus mencoba sampai Anda berhasil mengatasinya. Kunci utama trial and error adalah kerja keras dan tetap semangat.

Nah dengan demikian, Anda telah berdamai dengan kegagalan. Sehingga kegagalan bukan lagi momok yang menakutkan. Melainkan sesuatu yang harus dihadapi dan dilawan agar kegagalan itu tidak menggerogoti hidup Anda. Semoga Sukses…..!
 
Increase Page Rank


Pasang Iklan Gratis